Mengetahui apa-apa akan terjadi
adalah karya terbesar dari kesadaran manusia dimasa sekarang.
Ramalan, penuh metode untuk
mengetahui tentang kehidupan. Pada dasarnya semua makhluk mengetahui tentang
apa yang akan terjadi. Terlihat dari seekor nyamuk yang tiba melompat sebelum
dipukul. Terlihat dari semut yang banyak merayap tanpa diketahui di tembok.
Secara rasional manusia tidak menangkap apa pun, sebab dikatakan hujan cuaca
sangat cerah. Namun tidak bagi semut yang begitu banyak jumlahnya, tahu apa yang akan menyulitkannya. Ternyata
pada kebesokan harinya hujan turun sangat keras sekali. Dari pristiwa itu dapat
diamati bahwa setiap makhluk mampu untuk mengetahui.
Bagaimana dengan manusia?
Pertanyaan pasti muncul untuk menguji apakah manusia lebih dari semua makhluk.
Terasa aneh manusia tidak dapat mengetahui apa yang akan terjadi. Pengetahuan
manusia tidak diberikan namun ada di dalam. Apakah itu yang ada di dalam diri
manusia? Apa yang ada dalam diri manusia? Jawabannya adalah Jiwa.
Jiwa lebih bersifat universal,
dapat berhubungan dengan alam semesta. Secara mitologi saya meyakini bahwa alam
semesta adalah jiwa, dan itu terdapat pada setiap manusia. Terdapat pada
binatang dan tumbuhan adalah jiwa terkaitan. Alam semesta memiliki kekuatannya
masing-masing sehingga ada bersifat potensi dan sudah menjadi aktif. Memang
sangat sulit sekali menjadikan hidup tidak hubungkan dengan alam semesta. Ruang
lingkup manusia menjadi dapat berkembang bila potensi tersebut menjadi aktif.
Faktor lebih dominan bahwa manusia tidak dapat mengaktifkannya karena tidak
memiliki pengetahuan. Karena adanya dapat tertutupi pula dengan pengetahuan
yang keliru. Lebih dari yang dibayangkan bahwa manusia dapat melakukan
segalanya, manusia dapat mengetahui takdir kehidupannya. Perjalanan apa saja
yang mesti dilakukannya. Karena potensi untuk mengetahui terhalang oleh
pengetahuan yang keliru maka pengetahuan juga dapat membukanya.
Ada yang mengatakan memerlukan
guru spiritual. Bagi kebanyakan manusia sebenarnya secara sadar mengetahui apa
saja yang akan terjadi, dikarenakan banyak kebohongan-kebohongan dari setiap
padangan bayangan di isi kepala, maka perlu bantuan dari guru spiritual untuk
memurnikan. Guru spiritual hanya membimbing dan meneguhkan dalam menjalani
kondisi perasaan dan pikiran. Apa pun bisa saja terjadi dalam kondisi
pemurnian. Biasanya secara intelektual dan emosional bangkit dengan tiba-tiba.
Guru spiritual meyakinkan bahwa perasaan dan pikiran ini adalah kotoran secara
rohani. Efek dari pemurnian menjadikan kemestian agar dapat dipecahkan
melalui dialog antara murid dan guru.
Intelektual pada kepala manusia
hanyalah batasan yang mesti ditenangkan, tutuplah mata perhatikan apa yang
terlihat. Tenangkan dengan menghirup nafas. Memang bahasa menyulitkan dalam
mengungkapkan kejiwaan manusia. Tenang bisa sematkan pada air di danau sehingga
sekeliling alam yang disekitarnya terlihat. Pembersihan dari
kesalahan-kesalahan kecil sebenarnya dapat membantu manusia dalam meramal. Pelajaran
tentang probabilitas penting, pelajari metode ramalan juga penting. Dapat
diketahui karena manusia adalah cermin dapat melihatnya.
Malam tak mengetahui dirinya.
Malam tertutupi agar terlihat. Sedang sinaran membuka agar tertutup dan tak terlihat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar