Minggu, 19 Mei 2013

Manusia Meramal


Mengetahui apa-apa akan terjadi adalah karya terbesar dari kesadaran manusia dimasa sekarang.  

Ramalan, penuh metode untuk mengetahui tentang kehidupan. Pada dasarnya semua makhluk mengetahui tentang apa yang akan terjadi. Terlihat dari seekor nyamuk yang tiba melompat sebelum dipukul. Terlihat dari semut yang banyak merayap tanpa diketahui di tembok. Secara rasional manusia tidak menangkap apa pun, sebab dikatakan hujan cuaca sangat cerah. Namun tidak bagi semut yang begitu banyak jumlahnya,  tahu apa yang akan menyulitkannya. Ternyata pada kebesokan harinya hujan turun sangat keras sekali. Dari pristiwa itu dapat diamati bahwa setiap makhluk mampu untuk mengetahui.

Bagaimana dengan manusia? Pertanyaan pasti muncul untuk menguji apakah manusia lebih dari semua makhluk. Terasa aneh manusia tidak dapat mengetahui apa yang akan terjadi. Pengetahuan manusia tidak diberikan namun ada di dalam. Apakah itu yang ada di dalam diri manusia? Apa yang ada dalam diri manusia? Jawabannya adalah Jiwa.

Jiwa lebih bersifat universal, dapat berhubungan dengan alam semesta. Secara mitologi saya meyakini bahwa alam semesta adalah jiwa, dan itu terdapat pada setiap manusia. Terdapat pada binatang dan tumbuhan adalah jiwa terkaitan. Alam semesta memiliki kekuatannya masing-masing sehingga ada bersifat potensi dan sudah menjadi aktif. Memang sangat sulit sekali menjadikan hidup tidak hubungkan dengan alam semesta. Ruang lingkup manusia menjadi dapat berkembang bila potensi tersebut menjadi aktif. Faktor lebih dominan bahwa manusia tidak dapat mengaktifkannya karena tidak memiliki pengetahuan. Karena adanya dapat tertutupi pula dengan pengetahuan yang keliru. Lebih dari yang dibayangkan bahwa manusia dapat melakukan segalanya, manusia dapat mengetahui takdir kehidupannya. Perjalanan apa saja yang mesti dilakukannya. Karena potensi untuk mengetahui terhalang oleh pengetahuan yang keliru maka pengetahuan juga dapat membukanya.

Ada yang mengatakan memerlukan guru spiritual. Bagi kebanyakan manusia sebenarnya secara sadar mengetahui apa saja yang akan terjadi, dikarenakan banyak kebohongan-kebohongan dari setiap padangan bayangan di isi kepala, maka perlu bantuan dari guru spiritual untuk memurnikan. Guru spiritual hanya membimbing dan meneguhkan dalam menjalani kondisi perasaan dan pikiran. Apa pun bisa saja terjadi dalam kondisi pemurnian. Biasanya secara intelektual dan emosional bangkit dengan tiba-tiba. Guru spiritual meyakinkan bahwa perasaan dan pikiran ini adalah kotoran secara rohani. Efek dari pemurnian menjadikan kemestian agar dapat dipecahkan melalui dialog antara murid dan guru.

Intelektual pada kepala manusia hanyalah batasan yang mesti ditenangkan, tutuplah mata perhatikan apa yang terlihat. Tenangkan dengan menghirup nafas. Memang bahasa menyulitkan dalam mengungkapkan kejiwaan manusia. Tenang bisa sematkan pada air di danau sehingga sekeliling alam yang disekitarnya terlihat. Pembersihan dari kesalahan-kesalahan kecil sebenarnya dapat membantu manusia dalam meramal. Pelajaran tentang probabilitas penting, pelajari metode ramalan juga penting. Dapat diketahui karena manusia adalah cermin dapat melihatnya.

Malam tak mengetahui dirinya. Malam tertutupi agar terlihat. Sedang sinaran membuka agar tertutup dan tak terlihat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar