Berjalan malam lagi. Tanpa ada sinar. Keinginan ku sudah membakar. Menelan kembali sepi melangkah. Jejak tua malam tak sirna jua. Gairah apa melangkah ku cepat. Kaki luruh lurus. Trotoar ini latihan otak kanan, kiri ku. Fokus pada langkah atas trotoar. Tak perduli langkah yang lain. Aku fokus pada langkah ku lagi. Aku tak mau berpikiran jauh. Ku sibuk memerhatikan langkah-langkah kaki ku. Mereka perhatikan tak apa. Perjalanan jalan ini sangatlah umum mereka bisa menganggap ku apa saja. Mata mereka melupakan diri mereka. Pendengaran mereka tak mendengar suara mereka. Malam mereka manakutkan hati mereka. Mengapa harus takut? Mengapa tidak berdoa? Mengapa? dan Mengapa? Tak bersyukur, menikmati kegelapan. Dada tidak keruh, mata tidak sakit, pikiran menjadi ke dalam diri. Apa yang dirasakan, apa tidak mesti dilakukan, semua akan tahu dan tahu dalam kegelapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar