Penat di cahaya. Alih menjadi panas mata. Desakan pagi petang tak ada pelengkap. Desiran angin debu panas melalap. Mata kepala menjadi mata kaki. Menutup sinaran kilauan kedalam penglihatan. Benda-benda tidak ada, semua hanya melekat dalam pikiran. Kesan dalam benda persegi menjadi penamaan. Bangku, Meja, Jendela, segala penamaan melekat. Semakin melekat siang adalah bekerja, malam beristirahat, itu adalah ajaran Feodalisme. Semua tertutup tanpa harus bertanya mengapa harus bekerja? Mengapa harus siang bekerja? Sedang tuan tidak bekerja. Mengapa aku tidak boleh tidak bekerja? Aku mengatakan batu, orang disana akan mengatakan pasir. Aku mengatakan itu debu, disana mengatakan daki. Nampak yang sungguh tidak sama pada benda. Bisa saja kau bilang itu ada dan aku mengatakan tidak ada. Kau sudah menunjuk keadaan, aku tidak melihat sama sekali adanya. Pijakan kaki ku, tak ku lihat siang ini, hanya orang lalu lalang kebingungan dengan berpakaian rapih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar